Jepang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jepang 日本国 Nippon-koku atau Nihon-koku |
|
Lagu kebangsaan: Kimigayo (君が代?) |
Segel Pemerintahan:
Paulownia (五七桐 Go-Shichi no Kiri?) |
|
Ibu kota
(dan kota terbesar) | Tokyo (de facto)
35°41′N 139°46′E |
Bahasa resmi | Bahasa Jepang (de facto)[1] |
Bahasa daerah yang diakui | Aynu itak, bahasa Ryukyu, dan dialek bahasa Jepang |
Bahasa nasional
Aksara nasional
| Bahasa Jepang
Kanji
Hiragana
Katakana |
Kelompok etnik | 98,5% Jepang, 0,5% Korea, 0,4% Cina, 0,6% lain-lain[2] |
Pemerintahan | Monarki konstitusional, sistem parlementer |
- | Kaisar | Akihito |
- | Perdana Menteri | Yoshihiko Noda (DPJ) |
Legislatif | Parlemen Jepang |
- | Majelis Tinggi | Majelis Tinggi Jepang (Sangi-in) |
- | Majelis Rendah | Majelis Rendah Jepang (Shugi-in) |
Pendirian negara |
- | Hari Pendirian Negara | 11 Februari 660 SM[3] |
- | Konstitusi Meiji | 29 November 1890 |
- | Konstitusi Jepang | 3 Mei 1947 |
- | Perjanjian San Francisco |
28 April 1952 |
Luas |
- | Total | 377,944 km2 [4](ke-61) |
- | Air (%) | 0,8 |
Penduduk |
- | Perkiraan 2009 | 127.530.000[5] (ke-10) |
- | Sensus 2004 | 127.333.002 |
- | Kepadatan | 337,4/km2 (ke-30) |
PDB (KKB) | Perkiraan 2008 |
- | Total | AS$4,356 triliun[6] (ke-3) |
- | Per kapita | AS$34.115[6] (ke-24) |
PDB (nominal) | Perkiraan 2008 |
- | Total | AS$4.910 triliun[6] (ke-2) |
- | Per kapita | AS$38.457[6] (ke-23) |
Gini | 38,1 (2002)[7] |
IPM (2007) | ▲ 0,960[8] (sangat tinggi) (ke-10) |
Mata uang | Simbol internasional ¥ Dibaca (Yen)
Simbol jepang 円 Dibaca (En) (JPY ) |
Zona waktu | JST (UTC+9) |
Format tanggal | yyyy-mm-dd
yyyy年m月d日
zaman yy年m月d日 |
Lajur kemudi | kiri |
Ranah Internet | .jp |
Kode telepon | 81 |
Jepang (
bahasa Jepang: 日本
Nippon/Nihon, nama resmi:
Nipponkoku/
Nihonkoku dengarkan (bantuan·info)) adalah sebuah
negara kepulauan di
Asia Timur. Letaknya di ujung barat
Samudra Pasifik, di sebelah timur
Laut Jepang, dan bertetangga dengan
Republik Rakyat Cina,
Korea, dan
Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di
Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di
Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan
Okinawa yang bertetangga dengan
Taiwan.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau
[9] yang membuatnya merupakan suatu
kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah
Hokkaido,
Honshu (pulau terbesar),
Shikoku, dan
Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan
gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah
Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10
negara berpenduduk terbanyak di dunia.
Tokyo secara
de facto adalah
ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah
prefektur.
Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di
prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Menurut
mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh
Kaisar Jimmu pada
abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai
monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana,
shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan
perdana menteri. Menurut
Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah
negara monarki konstitusional di bawah pimpinan
Kaisar Jepang dan
Parlemen Jepang.
Sebagai
negara maju di bidang ekonomi,
[10] Jepang memiliki
produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah
Amerika Serikat, dan masuk dalam
urutan tiga besar dalam
keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa,
G8,
OECD, dan
APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta suat armada besar
kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4
negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6
negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai
negara maju, penduduk Jepang memiliki
standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam
Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.
[11] Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.
Etimologi
Jepang disebut
Nippon atau
Nihon dalam
bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan
huruf kanji yang sama, yaitu
日本 (secara
harfiah: asal-muasal
matahari). Sebutan
Nippon sering digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara dalam
uang Jepang,
prangko, dan pertandingan
olahraga internasional. Sementara itu, sebutan
Nihon digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-hari.
Kata
Nippon dan
Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam
korespondensi Kekaisaran Jepang dengan
Dinasti Sui di Cina, dan merujuk kepada letak Jepang yang berada di sebelah timur daratan Cina. Sebelum Jepang memiliki hubungan dengan Cina, negara ini dikenal sebagai
Yamato (
大和).
[12] Di Cina pada
zaman Tiga Negara, sebutan untuk Jepang adalah negara
Wa (
倭).
Dalam
bahasa Cina dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu, aksara Cina
日本 dibaca sebagai
Zeppen ([
zəʔpən]). Dalam dialek Wu, aksara
日 secara tidak resmi dibaca sebagai [
niʔ] sementara secara resmi dibaca sebagai [
zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu Selatan,
日本 dibaca sebagai [
niʔpən] yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.
Kata
Jepang dalam
bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Cina, tepatnya bahasa Cina
dialek Wu tersebut. Bahasa Melayu kuno juga menyebut negara ini sebagai
Jepang (namun ejaan
bahasa Malaysia sekarang:
Jepun). Kata Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh pedagang
Portugis, yang mengenal sebutan ini ketika berada di
Malaka pada abad ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan nama bahasa Melayu tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa Inggris yang menyebut tentang Jepang adalah sepucuk surat dari tahun 1565, yang di dalamnya bertuliskan kata
Giapan.
[13]
Penelitian
arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni
manusia purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa
Paleolitik Bawah. Setelah beberapa
zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat (dengan
Sakhalin di utara, dan kemungkinan
Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke
kepulauan Jepang dari wilayah yang kini merupakan
Republik Rakyat Cina dan
Korea. Zaman Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.
Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat, kebudayaan
Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup
pemburu-pengumpul semi-sedenter
Mesolitik hingga
Neolitik dan pembuatan
kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku
Ainu masa kini.
Dimulainya periode
Yayoi pada sekitar
300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru seperti bercocok tanam
padi di
sawah yang
berpengairan dan teknik pembuatan perkakas dari
besi dan
perunggu yang dibawa serta migran-migran dari Cina atau Korea.
Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah klasik,
Buku Han yang ditulis tahun
111. Setelah periode Yayoi disebut periode
Kofun pada sekitar tahun
250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Menurut
Catatan Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di kepulauan Jepang waktu itu adalah
Yamataikoku.
Zaman Klasik
Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada
abad ke-5 dan
abad ke-6 Masehi, saat
sistem tulisan Cina,
agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya dibawa masuk ke Jepang dari Kerajaan
Baekje di
Semenanjung Korea.
Perkembangan selanjutnya
Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar dipengaruhi oleh Buddhisme Cina.
[14] Walaupun awalnya kedatangan
agama Buddha ditentang penguasa yang menganut
Shinto, kalangan yang berkuasa akhirnya ikut memajukan
agama Buddha di Jepang, dan menjadi agama yang populer di Jepang sejak
zaman Asuka.
[15]
Melalui perintah
Reformasi Taika pada tahun
645, Jepang menyusun ulang sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina. Hal ini membuka jalan bagi filsafat
Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jepang hingga
abad ke-19.
Periode Nara pada
abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan yang tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di
Heijo-kyo (kini
Nara). Pada zaman Nara, Jepang secara terus menerus mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina. Salah satu pencapaian terbesar sastra Jepang pada zaman Nara adalah selesainya buku sejarah Jepang yang disebut
Kojiki (712) dan
Nihon Shoki (720).
[16]
Pada tahun 784,
Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke
Nagaoka-kyō, dan berada di sana hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali ke
Heian-kyō (kini
Kyoto). Kepindahan ibu kota ke Heian-kyō mengawali
periode Heian yang merupakan masa keemasan kebudayaan klasik asli Jepang, terutama di bidang
seni,
puisi dan
sastra Jepang.
Hikayat Genji karya
Murasaki Shikibu dan lirik lagu kebangsaan Jepang
Kimi ga Yo berasal dari periode Heian.
[17]
Zaman Pertengahan
Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman
feodalisme yang ditandai oleh perebutan kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari
ksatria yang disebut
samurai. Pada tahun
1185, setelah menghancurkan
klan Taira yang merupakan klan saingan
klan Minamoto,
Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai
shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut
Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di
Kamakura (di sebelah selatan
Yokohama masa kini). Setelah wafatnya Yoritomo,
klan Hōjō membantu keshogunan sebagai
shikken, yakni semacam
adipati bagi para shogun. Keshogunan Kamakura berhasil menahan serangan
Mongol dari wilayah Cina kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun secara politik terbilang stabil, Keshogunan Kamakura akhirnya
digulingkan oleh
Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di tangan kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan
Ashikaga Takauji pada 1336.
[18] Keshogunan Ashikaga gagal membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (
daimyo) dan pecah perang saudara pada tahun 1467 (
Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad yang diwarnai peperangan antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling berperang atau
periode Sengoku.
[19]
Pada
abad ke-16, para pedagang dan
misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba untuk pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara Jepang dan
Dunia Barat (
Perdagangan dengan Nanban). Orang Jepang menyebut orang asing dari Dunia Barat sebagai
namban yang berarti orang barbar dari selatan.
Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan
senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh dalam
Peristiwa Honnōji 1582.
Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590. Hideyoshi berusaha menguasai Korea, dan dua kali melakukan
invasi ke Korea, namun gagal setelah kalah dalam pertempuran melawan pasukan
Korea yang dibantu kekuatan
Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598.
[20]
Sepeninggal Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama
Toyotomi Hideyori mewarisi kekuasaan sang ayah.
Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo lain. Setelah mengalahkan klan-klan pendukung Hideyori dalam
Pertempuran Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat sebagai shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan Ieyasu di
Edo (kini
Tokyo) disebut
Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga terhadap kegiatan misionaris
Katolik, dan melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi hanya dengan pedagang
Belanda di Pulau
Dejima,
Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan seperti undang-undang
buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan Tokugawa mulai menjalankan kebijakan
sakoku ("negara tertutup") yang berlangsung selama dua setengah abad yang disebut
periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku Barat disebut
rangaku (ilmu belanda) karena berasal dari kontak orang Jepang dengan enklave orang Belanda di Dejima, Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang Jepang, dan menamakan "studi nasional" tentang Jepang sebagai
kokugaku.
[21]
Zaman Modern
Kekaisaran Jepang terdiri dari sebagian besar Asia Timur dan Tenggara pada tahun
1942.
Pada 31 Maret 1854, kedatangan Komodor
Matthew Perry dan "
Kapal Hitam"
Angkatan Laut Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri terhadap Dunia Barat melalui
Persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan selanjutnya dengan negara-negara Barat pada masa
Bakumatsu membawa Jepang ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan samurai menganggap Keshogunan Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan pemberontakan hingga pecah
Perang Boshin tahun
1867-
1868. Setelah Keshogunan Tokugawa ditumbangkan, kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (
Restorasi Meiji) dan
sistem domain dihapus. Semasa Restorasi Meiji, Jepang mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari Dunia Barat.
Kabinet Jepang mengatur
Dewan Penasihat Kaisar, menyusun
Konstitusi Meiji, dan membentuk
Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubah
Kekaisaran Jepang menjadi negara industri modern dan sekaligus kekuatan militer dunia yang menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas pengaruh teritorial di Asia. Setelah mengalahkan
Cina dalam
Perang Sino-Jepang dan
Rusia dalam
Perang Rusia-Jepang, Jepang menguasai
Taiwan, separuh dari
Sakhalin, dan
Korea.
[22]
Pada awal
abad ke-20, Jepang mengalami "
demokrasi Taisho" yang dibayang-bayangi bangkitnya
ekspansionisme dan
militerisme Jepang. Semasa
Perang Dunia I, Jepang berada di
pihak Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik ekspansionis dengan menduduki
Manchuria pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang keluar dari
Liga Bangsa-Bangsa setelah mendapat
kecaman internasional atas pendudukan Manchuria. Pada tahun
1936, Jepang menandatangani
Pakta Anti-Komintern dengan
Jerman Nazi, dan bergabung bergabung bersama Jerman dan Italia membentuk
Blok Poros pada tahun 1941
[23]
Pada tahun 1937, invasi Jepang ke
Manchuria memicu terjadinya
Perang Sino-Jepang Kedua (1937-1945) yang membuat Jepang dikenakan embargo minyak oleh
Amerika Serikat[24] Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di
Pearl Harbor, dan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat,
Inggris, dan
Belanda. Serangan Pearl Harbor menyeret AS ke dalam
Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang di
Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang dimilikinya pada awal perang. Amerika Serikat melakukan pengeboman strategis terhadap
Tokyo,
Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS menjatuhkan
bom atom di
Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang akhirnya
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada
15 Agustus 1945 (
Hari Kemenangan atas Jepang).
[25]
Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki Jepang di bawah slogan
Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu melakukan repatriasi besar-besaran
etnik Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki Jepang.
[26] Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan pihak Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan
kejahatan perang.
Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan
Konstitusi Jepang yang baru. Berdasarkan konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut paham
pasifisme dan mengutamakan praktik
demokrasi liberal. Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi berakhir pada tahun
1952 dengan ditandatanganinya
Perjanjian San Francisco.
[27] Walaupun demikian, pasukan AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya di
Okinawa.
Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi menerima Jepang sebagai anggota pada tahun 1956.
Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia, dengan rata-rata pertumbuhan
produk domestik bruto sebesar 10% per tahun selama empat dekade. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal tahun
1990-an setelah jatuhnya
ekonomi gelembung.
[28]
Parlemen
Jepang menganut sistem negara
monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan
Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam
konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di tangan
Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih
Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di tangan
rakyat Jepang.
[29] Kaisar Jepang bertindak sebagai
kepala negara dalam urusan diplomatik.
Parlemen Jepang adalah
parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari
Majelis Rendah dan
Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.
[10]
Kabinet Jepang beranggotakan
Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah.
Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk
pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang adalah
Partai Demokratik Jepang.
[30]
Perdana Menteri Jepang adalah
kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui pemilihan di antara anggota Parlemen.
[31] Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan Parlemen Jepang
[32], dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet.
[33] Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.
Keluarga kekaisaran
Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (tampak tengah), serta Pangeran Naruhito dan istri (di sebelah kanan).
Kaisar
Akihito adalah Kaisar Jepang yang sekarang. Kaisar Akihito naik takhta sebagai kaisar ke-125 setelah ayahandanya, Kaisar
Hirohito mangkat pada 7 Januari 1989. Upacara kenaikan tahta Kaisar Akihito dilangsungkan pada 12 November 1990.
[34] Putra Mahkota
Naruhito, menikah dengan Putri Mahkota
Masako yang berasal dari kalangan rakyat biasa, dan dikaruniai anak perempuan bernama Aiko (
Putri Toshi). Adik dari Putra Mahkota Naruhito bernama
Pangeran Akishino, menikah dengan
Kiko Kawashima yang juga berasal dari rakyat biasa. Pangeran Akishino memiliki dua anak perempuan (
Putri Mako dan
Putri Kako), serta anak laki-laki bernama
Pangeran Hisahito.
Geografi
Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir
Lautan Pasifik di timur benua
Asia. Istilah
Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara ke selatan,
Hokkaido,
Honshu,
Shikoku, dan
Kyushu, serta
Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu. Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari
pegunungan yang
berhutan-hutan,
[35][36] dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu, permukiman penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah satu
negara berpenduduk terpadat di dunia.
[37]
Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang karena letaknya di atas
Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga
lempeng tektonik.
Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan
tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.
[38] Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Jepang adalah
Gempa bumi Chūetsu 2004 dan
Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak
sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun sebagai daerah tujuan wisata.
[39]
Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan pembagian empat musim yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan.
[40] Pada
musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua
Asia ke
Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.
Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:
- Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun ketika musim dingin.
- Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat fenomena angin fohn.
- Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.
- Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim sedang.
- Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari tenggara.
- Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.
Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16 Agustus 2007.
Musim hujan dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan musim hujan bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai Hokkaido. Di sebagian besar wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai pertengahan Juni dan berlangsung selama enam minggu. Taifun sering terjadi sepanjang September dan Oktober. Penyebabnya adalah tekanan tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke timur laut, dan sering membawa hujan yang sangat lebat.
sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang